Kebanyakan beberapa perusahaan mengukur sebuah keberhasilan dari pencapaian distribusi yang baik dan merata hingga ke pelosok desa bukan dari segi omset / value. Bagaimanapun caranya target distribusi haruslah tercapai dan menjadi tanggung jawab distributor yang didukung oleh team marketing atau salesman.
Biasanya pendistribusian produk baru dan lama sangat berbeda, dan perbedaanya sangat mencolok, karena untuk distribusi produk baru selalu didukung dengan pemberian insentif jika mencapai target.
Untuk mengetahui sejauh mana distribusi sebuah produk, seorang pimpinan tidak lagi perlu susah payah dan capek untuk mengecek ke lapangan apakah produknya sudah terdistribusikan dengan baik dan merata hingga ke pelosok-pelosok desa.
Karena sudah ada system / program yang bisa memberikan informasi tentang distribusi secara up to date, entah data yang diberikan itu benar-benar nyata atau fiktif ???? Hanya salesman/marketer yang tahu !!!!
Bagaimana cara mengetahui apakah data yang diberikan itu benar, nyata ataukah fiktif, maka yang harus dilakukan adalah dengan cara pengecekan ke lapangan.
Tapi cara ini membutuhkan kejelian, tenaga, uang dan kesabaran. Tapi juga bisa dengan cara memanfaatkan kecanggihan system/program/software penjualan yang sudah ada.
Berikut cara mengetahui apakah data distribusi sudah sesuai kenyataan di lapangan atau tidak " fiktif " : *( ini berdasarkan pengalaman saya selama bekerja di perusahaan pendistribusian produk jadi )
- Di lihat dari RPP costumer. Coba tarik RPP outlet 13 Pekan terakhir dan bandingkan dengan omset outlet tiap minggunya, jika ada pembelian outlet yang sangat di bawah RPP maka sudah bisa dipastikan itu " Not Real " yang hanya untuk syarat EC aja. Misalkan : Outlet A punya RPP Rp.5.000.000, tapi ada transaksi di yang jumlahnya senilai antara Rp.15.000 - Rp.50.000.
- Di lihat dari pertumbuhan omset, outlet dengan kriteria Grosir atau Semi Grosir biasanya pertumbuhannya naik turun dan cenderung naik, meskipun terkadang menurun namun tidak langsung anjlok tapi dengan alasan tertentu, misalnya barang kosong dan turunnya tidak sampai 50%. Tapi jika ada outlet yang omsetnya >1.000.000 langsung ke anjlok ke angka <50.000, cek aja sendiri ke TKP.
- Atau kebalikan dari yang 2 di atas. Misalnya outlet dengan RPP omset kecil tapi di lain waktu tiba-tiba melonjak tinggi secara tiba-tiba. Ini seharusnya jadi perhatian khusus bagi akunting/supervisor/head of/Area Sales/Regional Sales, karena biasanya yang seperti ini hanya kamuflase agar bisa memberikan kredit pada outlet meski tagihannya yang pertama belum dilunasi, dan ada juga yang menyalahgunakannya. Misalnya outlet yang sebenarnya beli dengan pembayaran cash, tapi di laporkan kredit ke kantor.
- RPP Outlet Minus ( - ), bisa jadi karena oultet yg minus tersebut sudah menjadi korban manipulasi data. Misal : ada beberapa outlet yang tidak transaksi pada hari itu, tapi oleh salesman di magic agar kelihatan bertransaksi, nah setelah menjadi EC kemudian di retur sekaligus ke satu atau dua outlet. Karena ulah magic tersebut maka terjadilah data history omset outlet yang ketiban sial itu menjadi minus ( - ).
- Sebenarnya banyak cara untuk mengetahui apakah data yang ada system/program itu nyata atau hanya fiktif belaka, tergantung anda sendiri mau ngecek dan peduli atau tidaknya pada perusahaan tempat anda bekerja.
Jangan hanya duduk manis di belakang layar dan bereaksi setelah ada kejadian dan ada keluhan !!!!!!!!!!!
Semoga Manfaat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis Komentar Anda but No Pornografi, No SARA, No Spam, No Alkohol, No Smoking, No RASIS.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda & Keep Smile !!! :)